Majalengka Ngebet Wujudkan Kota Wisata
Senin 06-11-2017,07:00 WIB
MAJALENGKA – Pemda Majalengka makin gencar mengejar julukan kota wisata. Salah satunya melalui festival durian di Sindangwangi.
|
Poster terasering Panyaweuyan Majalengka. Foto: Ist./Rakyat Cirebon |
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) H Gatot Sulaeman AP MSi mengatakan, jika rencana festival durian yang dipusatkan di pasar ikan desa Lengkong Wetan Kecamatan Sindangwangi pada Kamis (9/11) mendatang merupakan pengembangan sektor pariwisata di kota angin.
Menurutnya, hal itu merupakan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka melalui kecamatan dalam pengembangan wisata. Selain itu, dukungan dengan melibatkan semua mitra juga merupakan bagian dalam bersama-sama mewujudkan Majalengka kota wisata.
Dijelaskanya, dukungan dari berbagai komponen akan sangat berarti dalam mempromosikan hingga menyukseskan acara apapun. Seperti dukungan akademisi, pengusaha atau sektor bisnis, komunitas, pemerintah dan media menjadi peran yang sangat sentral dalam menyukseskan acara festival durian nanti.
“Kami memberikan rekomendasi sejumlah kegiatan termasuk di Sindangwangi ini agar bisa didukung oleh Kementerian dan Alhamdulillah telah terealisasi. Karena kami terus berupaya agar ini menjadi agenda tahunan,” ujar Gatot, Sabtu (4/11).
Lebih lanjut ia mengaku, siap mendorongan kegiatan kepariwisata dan kebudayaan jika tahun berikutnya minim dukungan terutama dari Kementerian terkait. Namun Disparbud tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari lima komponen serta elemen masyarakat Majalengka.
“Oleh karena itu, kami mengajak kepada seluruh komponen dan lapisan masyarakat agar dapat menyukseskan acara Festival Durian nanti. Informasinya juga bakal ada pak Menteri Pariwisata. Saat ini panitia sudah menyiapkan segala bentuk kegiatan,” imbuhnya.
Dewan Kesenian dan Kebudayaan Majalengka (Dekkma) juga turut mendukung terwujudnya julukan Kota Wisata dengan membuat poster Panyaweuyan. Poster pemadangan terasering di Argapura itu disebar di media sosial bertuliskan \"The Greatest Terasering\".
Meskipun begitu, foster dengan latar gambar Panyaweuyan itu telah menarik perhatian sejumlah fotografer kelas nasional maupun internasional.
Aktivis Dekkma, Ade Bastian mengatakan, Majalengka perlu banyak terobosan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Objek wisata terasering Panyaweuyan di Argapura telah menyedot perhatian banyak pihak. Namun dengan bantuan media media sosial, pihaknya bisa mengundang warga luar tanpa batas.
\"Pemandangan paling oke di Panyaweuyan bisa disaksikan pada Desember. Kami sudah tanya-tanya kepada para petani bawang di sana, serta survei dari tahun sebelumnya, dan dibandingkan dengan bulan-bulan di luar Desember, hasilnya Desember lah yang paling indah dilihat. Kami yakin kunjungan ke Majalengka pasti meningkat,\" ungkap Bastian, Minggu (5/11).
Menurutnya, awal 2016, para fotografer dunia juga telah melakukan pemotretan pada Januari. Hasilnya cukup memuaskan karena masih berada dalam suasana keindahan yang maksimal. Pada saat itu tanaman bawang masih berada pada level puncak hijau-hijau-nya.
\"Kalau bulan-bulan lain, ada kalanya panen bawang tersebut membuat terasering gundul. Sementara, Desember dan Januari merupakan masa-masa pertengahan tanaman bawang sebelum dipanen. Jadi, sedang indah-indahnya,\" ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga Majalengka yang juga mengikuti perkembangan akun-akun media sosial, Yusuf mengungkapkan, adanya promosi degan foster yang tersebar di akun media sosial perlu disambut positif. Ia cukup senang karena Majalengka dari sisi promosi dunia sudah melangkah dan menerapkan hal tersebut.
\"Saya cukup bergembira sekarang ini, Majalengka sudah bukan kota yang tidak dikenal lagi. Apalagi adanya promosi yang gencar, termasuk Desember ke Majalengka. Menurut saya, itu yang bagus. Bisa kembali digencarkan pada tahun yang akan datang. Apalagi kalau dibuat festival,\" imbuhnya. (hsn/hrd)
Sumber: